Rabu, 21 September 2011

Mencium Aroma

Kuasa-Mu melebihi segalanya. aku dapat mencium aroma dari yang paling atas sampai yang paling bawah. Aroma minyak yang ada di kepala, aroma bedak, aroma rex, axe and so on. Aroma alami keringat makan jengkol, aroma kencing petae, sampai aroma kaki menginjak kotoran  ayam. semuanya tercium.

aroma itu akan menjadi lezat atau setengah lezat, atau hambar karena faktor kebiasaan. Sudah terbiasa dengan aroma sampah yang menggunung, dan memang pencaharian mereka disitu, aroma yang bagi sebagian orang lain memuakkan, baginya lezat-lezat saja. no problems.

Ada banyak aroma yang bagi sebagian besar orang sama: aroma kebohongan publik, aroma kebohongan pengacara kondang, yang paling beraroma mungkin aroma korupsi di semua sektor dari tingkat yang paling bawah sampai yang tertinggi.

Untuk apa pakai irjen-irjen segala, tambah BPK lagi; kalau mereka-mereka itu juga membawa aroma kebohongan dan kebohongan. maunya meriksa orang lain jangan sampai bohong, jangan sampai korupsi, jangan sampai mark-up, kecuali "SAYA".

Yang tidak kalah menyedihkan, aroma MAYAT dimana-mana. Mereka-mereka itu kelihatannya masih hidup, senang uang, makan nasi, jalan-jalan menyebarkan aroma bangkai dari perbuatan yang ia lakukan, seperti orang yang sudah meninggal sebulan. Masih hidup tapi bau mayat kerena perbuatannya.

Aroma terapi, seperti Pel Lantai. begitu mencium baunya langsung menembus syaraf-syaraf dan menimbulkan perasaan yang lega, beda, Clear and distict. makanya jadi orang harus berani BEDA. Aroma alami, bau tanah yang dirindukan saudara kita di kota-kota besar. Aroma reformasi yang tak kunjung wangi, Aroma pemimpin kita yang rajin sholat dan ngaji, aroma kebijakan yang ia ambil memihak tidak kepada rakyat, Aroma Irama yang banyak mempunyai penggemar.

Aroma berbeda karena kualitas dan intensitas yang beda. Ya Allah Sebarkanlah aroma wangi dari mulutku walau banyak makan pete, ucapan yang menyejukkan menjadi terapi bagi telinga yang mendengar, bagi mata yang membaca, bagi fikiran yang dewasa, bagi hati yang lembut.
sulit menjadi terapi bagi hati yang panas, fikiran kusut, mata membelalak tetapi tidak melihat, telinga yang mendengar tetapi tuli.

Kuasa-Mu melebihi segalanya, pertemukanlah kami dengan hamba-hamba-Mu yang sholeh/sholikhah

Selasa, 13 September 2011

Susah juga, jadi tulodo


Jika anak dibesarkan dengan celaan; ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik baik perlakuan, ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Oleh : Anis Farikhatin, M. Pd *

Wa Salam Alaikum

Yang Kuasa Memberkati.