Penanaman karakter, ada yang memulainya dari pembiasaan diri melaksanakan sholat, sholat yang lima waktu maupun sholat sunah yang lainnya. Dengan asumsi bahwa kalau sholatnya sudah tertib, kalau sholatnya sudah baik, maka yang lainnya akan baik. Prestasi prestasi yang lain akan menyusul dan mudah mencapainya.
Hal ini berangkat dari pernyataan, bahwa kalau sholatnya baik, maka baiklah semuanya; kalau sholatnya belum baik, maka yang lain itu akan menjadi sulit, jelek, dan tidak baik juga.
Kenyataannya, sudah berusaha menanamkan pembiasaan sholat selama enam tahun hasilnya mungkin baru 50 % atau bahkan kurang
Kenyataan yang perlu diungkap mungkin adalah bahwa Guru yang menanamkan pembiasaaan tersebut sholatnya juga belum tertib, belum baik. Kalau Bapak Guru sholatnya sudah baik, maka baiklah semuanya, termasuk berprestasi menanamkan pembiasaan sholat terhadap anak didiknya. dan prestasi-prestasi yang lainnya. Okey?
Gurunya saja belum baik, kapan muridnya baik??????????????????. Menjadi alasan pembenaran untuk tidak berprestasi di ajang kompetisi atau lainnya. Kasihan!
Ada juda slogan kosong dijadikan impian, contoh yang manjur dikemukakan oleh Immanuel Kant: LINGKARAN ITU BULAT.
Lingkaran itu walaupun tidak dikatakan bulat yaa sudah bulat, pernyataan yang kelihatannya mentereng tapi sebenarnya tidak ada apa-apanya.
Ber Ilmu dan Ber Amal. Yaa keren, tapi sesedikit apapun, siapa yang tidak punya Ilmu, dan dan seberapa kecilpun kita pasti sudah punya amal perbuatan. artinya cita -cita itu sudah tercapai sebelum kita berbuat untuk meraihnya. Walaupun sebenarnya Ilmu itu tidak terbatas diandaikan lautan ini menjadi tinta dan pohon pohon sebagai penanya untul menulis membentangkan tentang ilmu dan lautan itu sudah habis menjadi kering dan ditambah lagi tujuh kali lautan itu kering, ilmu belum sampai pada batas batasnya. masih ada cakrawala ilmu yang belum terbentang dan beramal itu juga tidak ada batasnya, walaupun sudah meninggal hancur lebur tulang belulangnya, amal perbuatan akan tetap mengalir kepada tuannya tidak mengenal batas tempat dan waktu.
Hal ini berangkat dari pernyataan, bahwa kalau sholatnya baik, maka baiklah semuanya; kalau sholatnya belum baik, maka yang lain itu akan menjadi sulit, jelek, dan tidak baik juga.
Kenyataannya, sudah berusaha menanamkan pembiasaan sholat selama enam tahun hasilnya mungkin baru 50 % atau bahkan kurang
Kenyataan yang perlu diungkap mungkin adalah bahwa Guru yang menanamkan pembiasaaan tersebut sholatnya juga belum tertib, belum baik. Kalau Bapak Guru sholatnya sudah baik, maka baiklah semuanya, termasuk berprestasi menanamkan pembiasaan sholat terhadap anak didiknya. dan prestasi-prestasi yang lainnya. Okey?
Gurunya saja belum baik, kapan muridnya baik??????????????????. Menjadi alasan pembenaran untuk tidak berprestasi di ajang kompetisi atau lainnya. Kasihan!
Ada juda slogan kosong dijadikan impian, contoh yang manjur dikemukakan oleh Immanuel Kant: LINGKARAN ITU BULAT.
Lingkaran itu walaupun tidak dikatakan bulat yaa sudah bulat, pernyataan yang kelihatannya mentereng tapi sebenarnya tidak ada apa-apanya.
Ber Ilmu dan Ber Amal. Yaa keren, tapi sesedikit apapun, siapa yang tidak punya Ilmu, dan dan seberapa kecilpun kita pasti sudah punya amal perbuatan. artinya cita -cita itu sudah tercapai sebelum kita berbuat untuk meraihnya. Walaupun sebenarnya Ilmu itu tidak terbatas diandaikan lautan ini menjadi tinta dan pohon pohon sebagai penanya untul menulis membentangkan tentang ilmu dan lautan itu sudah habis menjadi kering dan ditambah lagi tujuh kali lautan itu kering, ilmu belum sampai pada batas batasnya. masih ada cakrawala ilmu yang belum terbentang dan beramal itu juga tidak ada batasnya, walaupun sudah meninggal hancur lebur tulang belulangnya, amal perbuatan akan tetap mengalir kepada tuannya tidak mengenal batas tempat dan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar