Orang bijak mengajarkan tentang nilai-nilai keluhuran, kemanusiaan, budi pekerti, karakter bangsa. Pokoknya kereen. ada al kisah Seorang Ustadz, ulama, atau sesepuh menguji 3 orang murid dengan menyuruh sang murid untuk menyembelih seekor burung dengan ketentuan tak seorangpun boleh melihat atau mengetahui saat penyembelihan selain dirinya sendiri.
Dengan berbekal seekor burung dan peralatan menyembelih, pergilah sang murid dengan tujuannya masing -masing sesuai pemahaman Ilmu yang ia terima dari sang Guru, Ustadz, atau sesepuh.
Murid pertama pergi ke tempat yang jauh dan sunyi-senyap dan disitulah seekor burung tadi disembelih. lantas pulang menghadap yang Guru dengan penuh kemenangan!
Murid ke dua pergi kedalam kegelapan sehingga tidak ada bola mata yang bisa mengamati perbuatanya, bahkan dirinya sendiripun tidak dapat melihatnya, tetapi tugas itupun dapat ia laksanakan dengan sukses dan pulang menghadap yang Resi.
Murid yang ke tiga, dengan perbekalan yang sama, lantas pergi ketempat yang jauh dan sunyi senyap, ke hutan belantara gung lewang liwung, ke kegelapan malam yang sangat pekat, tetapi sang urid ini masih merasa belum menemukan tempat yang pas untuk menyembelih, akhirnya iapun kembali menghadap sang guru dengan membawa burung yang masih hidup.
Sesampainya di padepokan Uztadz, merekapun dimintai lapoan pertanggungjawaban, laporannya tidak direkayasa Lho, Yang pertama melaporkan bahwa ia telah sukses menyembelih buurung di tempat yang jauh dan sunyi dan dipastikan tidakk ada orang yang lain yang melihatnya. Sang Guru pun Manthuk-manthuk. Hanya manthuk-manthuk, tidak ada komentar sepatah kata. Murid k dua melaporkan bahwa ia telah berhasil menyembelih seekor burung seperti yang ditugaskan tanpa diketahui olh orang lain, bahkan merasa dirinya saja tidak dapat melihatnya karena pekatnya gelap malam.
Murid yang ketiga melaporkan dengan sedih bahwa ia gagal menyembelih seekor burung tersebut tanpa diketahui oleh orang lain walaupun ia telah mengembara ke ujung dunia dan ke gelapnya malam tetap saja masih ada yang mengawasi sang murid yaitu Allah. maka sang murid meminta maaf karena ia gagal melaksanakan perintah, karena ia merasa selalu dan selalu diawasi oleh Allah dimanapun dan kapanpun. Kembali sang Gurupun hanya mengangguk-angguk pertanda apa sang murid tak tahu.
Kalian semua, sang murid dan pembaca yang budiman (tdak pakai Sujatmiko), Memang benar kita selalu diawasi oleh Allah, tetapi kontek pembicaraan kita adalah human being, kemanusiaan, bukan keilahiyahan, maka kalautidak ada orang lain yang tahu itu konteknya kemanusiaan, kalau ngeyel: Tuhan melihat kita, berarti kamu menurunkan derajat ke-Tuhan-an dalam kontek kemanusiaan, menyamakan Tuhan dengan Manusia, maka saya mengatakan itu termasuk syirik yang samar!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Mari kita berhati-hati teman!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar