Awalnya saya hanya ingin komplain tentang dana kemenag kususnya menyangkut dana bos. Dana BOS untuk membiayai pendidikan itu tidak kunjung cair, ada apa. Masak setiap tahun begitu terus.
Kemudian dimajukannya jadwal PPDB di lembaga pendidikan dibawah naungan kemdiknas, kususnya kabuaten Ngawi. Di tingkat bawah, sekolahan sibuk mencari, merebut mendapatkan siswa baru dengan aneka ragam tips dan triks.
Ditambah instruksi Pejabat yang berwenang, Murid TK janganMasuk ke MI, murid Sd janganmasuk ke MTs dan seterusnya.
Baru ada keinginan menulis tulisan ini, besuknya dana BOS cair, sehingga saya urungkan menulis artikel ini.
Selang beberapa hari kemudian mendapat info, tentang SNMPTN, bahkan sudah saya beri ucapan selamat kepada mereka yang diterima, ada fakta yang mengejutkan bahwa tidak ada siswa Madrasah Aliyah yang diterima di UGM, setelah ditelusur ternyata memang ada kebijakan diskriminatif dari ugm untuk tidak menerima siswa dari aliyah, lulusan Aliyah biar mendaftar ke UIN (IAIN).
Kenyataan semacam ini seperti ada skenario besar besar untuk mengecilkan madrasah. Belum lagi bicara tentang Pembangunan sarana prasarana fisik, madrasah tidak pernah tersentuh.
Sebenarnya akujuga tidak pedulidengan semua ini, tapikitajangan mundur kebelakang era 70/80an.
Memang kenyataan untuk mencari nasionalis sejati betapa sulitnya, seperti yang terpampang nyata di media. Kalau soal bicara semuanya lantang menyuarakan hati nurani rakuat, kepentingan rakyat, serba rakyat tetapi rakyat yang lingkaran ini, rakyat yang baju ini. bukan rakyat Indonesia.
Kemudian dimajukannya jadwal PPDB di lembaga pendidikan dibawah naungan kemdiknas, kususnya kabuaten Ngawi. Di tingkat bawah, sekolahan sibuk mencari, merebut mendapatkan siswa baru dengan aneka ragam tips dan triks.
Ditambah instruksi Pejabat yang berwenang, Murid TK janganMasuk ke MI, murid Sd janganmasuk ke MTs dan seterusnya.
Baru ada keinginan menulis tulisan ini, besuknya dana BOS cair, sehingga saya urungkan menulis artikel ini.
Selang beberapa hari kemudian mendapat info, tentang SNMPTN, bahkan sudah saya beri ucapan selamat kepada mereka yang diterima, ada fakta yang mengejutkan bahwa tidak ada siswa Madrasah Aliyah yang diterima di UGM, setelah ditelusur ternyata memang ada kebijakan diskriminatif dari ugm untuk tidak menerima siswa dari aliyah, lulusan Aliyah biar mendaftar ke UIN (IAIN).
Kenyataan semacam ini seperti ada skenario besar besar untuk mengecilkan madrasah. Belum lagi bicara tentang Pembangunan sarana prasarana fisik, madrasah tidak pernah tersentuh.
Sebenarnya akujuga tidak pedulidengan semua ini, tapikitajangan mundur kebelakang era 70/80an.
Memang kenyataan untuk mencari nasionalis sejati betapa sulitnya, seperti yang terpampang nyata di media. Kalau soal bicara semuanya lantang menyuarakan hati nurani rakuat, kepentingan rakyat, serba rakyat tetapi rakyat yang lingkaran ini, rakyat yang baju ini. bukan rakyat Indonesia.