Untaian kata yang di rangkai atau yang keluar dari mulut terasa indah dan menyejukkan. sebagai pelipur lara kala nestapa, penyejuk dahaga di pintu neraka.
kata-kata bisa dirangkai disusun dilantunkan sedemikian indah dan merdu, sayangnya takseindah irama kehidupan yang juga dirangkai dan disusun dengan sepenuh hati. adakalanya pilihan bebas, adakalanya pilihan setengah terpaksa, dan pilihan terpaksa. terpaksa ataupun tidak perpaksa semuanya telah kita pilih menjadi jalan kehidupan yang iramanya tk seindah kata-kata
kata-kata bijak yang keluar dari para sesepuh, alim ulama, resi, filsuf kadang kebijakannya tak sejalan dengan perbuatannya.
Orator-orator Ulung, mereka yang berkursi, melontarkan untaian kata yang menyejukkan, ada yang reformis, bernuansa pandangan jauhke depan: mari kita bangun Indonesia yang sejahtera, bebas korupsi, adil, Pokoknya yang baik-baik,enak di dengar sehingga menimbulkan simpati, suport bagi yang mendengar.
ternyata orator itu "aku" sampaikan untukmu, bukan untuk ku, jangan korupsi, jangan mementingkan diri sendiri, amanah, dan seterusnya. itu semua untukmu bukan untukku. "Aku" boleh , serba boleh, boleh ini, itu.
tak seindah kata-kata, yang keluar dari jakarta sampai pelosok negri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar