Minggu, 03 Maret 2013

Anjangsana-Anjangsini


MIN Jejeran Sekolah Adiwiyata
min jejeranTidak disangka, sekolah yang dulunya roboh total pada saat terjadi Gempa 27 Mei 2006 di Yogyakarta, kini menjadi Juara Lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional dan Juara Lomba Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional. Adalah MIN Jejeran, Madrasah Ibtidaiyah Negeri yang berlokasi di Jalan Imogiri Timur Km 7, Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul. Bagaimana perjuangannya hingga mendapatkan dua gelar bergengsi itu? Kepala MIN Jejeran, Drs. H. Abdul Haris Nufika, M.Pd. saat dijumpai reporter BAKTI Selasa (30/7) banyak mengungkap kiat-kiat sukses keberhasilan madrasah tersebut.
Pada saat terjadinya gempa yang meluluh lantakkan bangunan gedung MIN Jejeran, Abdul Haris baru saja 6 bulan bertugas disana sebagai Kepala Sekolah. Setelah gempa, MIN Jejeran benar-benar berada di titik nol. Karena selain bangunan yang hancur, murid-muridpun banyak yang keluar sekolah. Tercatat 40 anak pindah ke sekolah-sekolah di daerah yang dianggap lebih aman dari bahaya gempa.
Melihat kondisi itu, Kepala Madrasah tidak menyerah. Ia segera menyusun rencana pembangunan madrasah, dengan membumikan nilai religius, serta menghidupkan peran serta masyarakat (PSM), yang salah satunya adalah mengikutkan wali murid bermimpi tentang madrasah masa depan yang dituangkan dalam draf RAPBM. Tidak lupa yang paling penting Ia memberikan perhatian pada peningkatan mutu SDM, "Kita kirim Bapak Ibu Guru untuk mengikuti workshop-workshop peningkatan kompetensi. Bahkan pernah separuh kita kirim diklat, separuh yang lain mengajar. Kami juga mengupayakan fasilitas yang diperlukan. Salah satunya adalah SAGUSALA (Satu Guru Satu Laptop). Selanjutnya setelah semua guru memiliki laptop, kita paksa mereka untuk membuat laporan via online, dikirim langsung ke email saya. Ketik sendiri, pakai email sendiri. Rencana pembelajaran juga dikirim via email. Ini berlangsung hingga saat ini", jelas Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Bantul ini. 
Setelah itu, Abdul Haris mulai menentukan strategi meraih juara Lomba Sekolah Sehat dan Adiwiyata. Strateginya adalah melaksanakan pendidikan kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas, melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengolah sampah kerjasama dengan perajin sampah, menanam pohon dan memelihara ikan bersama Dinas Pertanian, serta memelihara lingkungan bersama Badan Lingkungan Hidup.
Lebih khusus, Abdul Haris menjelaskan bahwa untuk mendapatkan Adiwiyata, pembinaan dilaksanakan dari segi kebijakan, kurikulum, partisipasi, dan sarana prasarana. Dari segi kebijakan, semua yang menjadi keputusan Kepsek harus selalu berwawasan lingkungan hidup, apapun itu, mulai dari yang tertinggi (visi) harus berwawasan lingkungan hidup. "Misalnya visi terwujudnya siswa berprestasi yang berwawasan lingkungan hidup. Kebersihan juga berwawasan lingkungan hidup, peraturan sekolah, edaran, pengumuman, harus berwawasan lingkungan hidup", ungkapnya.
Dari segi kurikulum, Abdul Haris menyatakan semua kurikulum, seperti KTSP, Silabus, dan RPP,  harus terintegrasi dengan wawasan lingkungan hidup. Semua pelajaran juga harus terintegrasi di dalamnya. Bahkan dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 ada pelajaran monolitik, yakni pelajaran lingkungan hidup, seperti bagaimana meletakkan sampah organik, kertas, serta bagaimana mengolah sampah.
Dari segi partisipasi, sekolah mulai mengajak pihak luar untuk mengadakan kegiatan yang bertemakan lingkungan hidup di sekolah. "Misal kita undang wali murid untuk membuat taman, menanam pohon, menjadikan suasana enak, membuat ventilasi yang nyaman. Partisipasi keluar, kita banyak ikut datang di kegiatan PLH, seperti kegiatan menanam pohon, dan sebagainya.", tutur Haris.
Sementara dari segi sarana prasarana, sekolah membangun ventilasi yang lebarnya minimal 10% dari luas lantai, sehingga terang dan udara lancar. Air juga tidak boleh menetes jika tidak digunakan, lampu pun harus mati jika tidak digunakan. Untuk urusan kertas, kalau bisa memakai kuarto kenapa pakai folio. Alasannya, dengan menggunakan kertas kuarto kita sudah mengirit sekian cm, dan jika dikalkulasi dalam setahun maka sudah bermeter-meter kertas yang dihemat. Kertas ini pun juga dipakai bolak balik, sampai titik sobek yang terakhir.
Sarana prasarana yang ada di sekolah juga dipercantik. Satu siswa diminta membawa satu pot bunga, membawa ikan, serta menyodorkan ide muralisasi dinding kelas. Sehingga di MIN Jejeran terdapat berbagai lukisan kelas bertema kelas antariksa, kelas oceania, kelas flora, kelas fauna, kelas transportasi, dan lain sebagainya. Rumputisasi halaman juga tidak dilupakan. Sekolah juga memiliki greenhouse, yang pembangunannya bekerja sama dengan Merapi Farma, yang mungkin satu-satunya yang memilikinya di tingkat SD di DIY.  Green House ini terbuat dari paranet yang tertutup rapat untuk menghindarkan hama, yang berisi115 jenis obat tanaman. Selain itu di tiap tanaman terdapat katalog, mulai dari nama hingga fungsinya, sehingga siswa pun tidak hanya tahu namanya, tetapi juga tahu fungsinya.
MIN Jejeran menjadi sekolah berwawasan lingkungan (adiwiyata), aneka tanaman obat, sayuran, dan buah-buahan, cabe, bayam, sawi, katu semua ada di sini, dadap srep, mangkokan, lidah buaya komplit. Dilengkapi pula kolam ikan, yang ikannya dikumpulkan dari siswa. Agar lingkungan tetap terjaga kebersihannya sampah tidak dibuang, akan tetapi diolah sehingga tetap bermanfaat, serta mensukseskan program langit biru.
Dampak menjadi sekolah berwawasan lingkungan hidup, selain mendapatkan penghargaan yang diberikan secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup, juga terdapat banyak dampak positif yang lain. "Nilai UN meningkat, di madrasah kami bertebaran nilai 10. Ranking 1 se Kecamatan sudah merupakan hal yang biasa, padahal dulunya kita selalu ranking 1 dari bawah. Guru-guru menjadi lebih profesional. Lingkungan menjadi sejuk, asri, nyaman ternyata memang berdampak positif bagi kita. Dampak kelanjutannya warga madrasah kerasan tinggal di madrasah. Kalau sudah kerasan berlama-lama di madrasah apa lagi yang dilakukan kalau tidak belajar. Dalam kurun waktu 5 tahun ini sudah ada 123 piala yang kita raih. MIN Jejeran juga sering menjadi tempat disertasi, tesis, skripsi, maupun studi banding. Terakhir, Jerman (GTZ) pernah studi banding tentang penyediaan sanitasi di sekolah kami", tegasnya.
MIN Jejeran Sekolah Sehat

           MIN Jejeran terletak di lingkungan masyarakat yang berbasis pondok pesantren dengan kultur religiusitas cukup tinggi yaitu di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. Sebelumnya bernama Madrasah Diniyah Salafiyah, kemudian Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, dan kemudian Madrasah Negeri. Setelah berhasil menciptakan lingkungan madrasah yang asri, madrasah terus berbenah agar seluruh warga sekolah senantiasa sehat jasmani dan rohani, sehingga diharapkan dengan lingkungan bersih, nyaman, asri, dan sehat, prestasipun akan mengiringi. Untuk itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di MIN Jejeran menjadi suatu kebutuhan. Segala upaya telah dilakukan, harapan menjadikan madrasah sebagai sekolah sehatpun menjadi kenyataan. Sudah sepantasnya pada tahun 2009 MIN Jejeran berhasil meraih Juara IV UKS tingkat Nasional.

           Rencana kegiatan UKS disusun dalam 1 periode selama 1 tahun. Semua anggota TP UKS dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan setiap tahun dengan memperhatikan jenis kegiatan dan dana. Perencanaan kegiatan UKS dengan mensinkronkan beberapa kegiatan, tetapi kerjasama ini belum semua tertuang dalam nota kesepahaman/memorandum of understanding (MOU). Perencanaan kegiatan mengacu pada trias UKS. UKS di MIN Jejeran sudah sesuai dengan strata yang telah ditetapkan dan bahkan sudah mencapai pada standar strata paripurna. “UKS yang ada di MIN ini sudah mendekati yang paripurna, karena dari agama sudah... lingkungannya sudah. Ya... kalau tidak paripurna ya tidak juara, keterlibatan guru olahraga, siswa, serta semua stakeholders ikut mensukseskan sekolah sehat paripurna” tegas Haris.
.

Berdasarkan penelusuran dokumen pegorganisasian UKS di MIN Jejeran merupakan struktur organisasi formal. Struktur organisasi formal mempunyai struktur organisasi yang baku meliputi pembina, ketua, sekretaris dan anggota, masing-masing posisi mempunyai pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas. Berdasarkan penelusuran dokumen struktur organisasi formal UKS di MIN Jejeran meliputi struktur organisasi pelaksana UKS, struktur organisasi kesehatan, dan struktur organisasi juru pemantau jentik (jumantik). Struktur organisasi pelaksana UKS merupakan struktur organisasi inti dan struktur organisasi yang lainnya merupakan sub-sub struktur organisasi.

             Pelaksanaan pendidikan kesehatan meliputi : kerja bakti, lomba kelas sehat, semakan    Al Quran, penyuluhan kesehatan, pelatihan, aktivitas kader kesehatan sekolah, lomba sekolah sehat. Pelaksanaan pelayanan kesehatan meliputi : penimbangan bayi dan balita, pengukuran tinggi badan dan berat badan, menggosok gigi, mencuci tangan, pemeriksaan golongan darah, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Lomba sekolah berwawasan lingkungan, penjaringan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi bina lingkungan fisik, pengelolaan sampah, kebun sekolah, toga, kantin kejujuran, jumantik. Dari beberapa pelaksanaan kegiatan UKS tersebut terdapat kegiatan UKS yang menonjol di MIN Jejeran yaitu lomba sekolah sehat, kantin kejujuran, dokter kecil dan sekolah berwawasan lingkungan.

           Untuk meningkatkan pelayanan UKS, madrasah secara rutin mengadakan rapat koordinasi dengan TP UKS dan stakeholder, mengevaluasi setiap pelaksanaan kegiatan kemudian melaporkan ke TP UKS kabupaten secara berkala setiap satu periode selama satu tahun. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh tim pembina UKS sudah terprogram walaupun kadang pada pelaksanaannya menyesuaikan dengan kegiatan yang lainnya. pengawasan bisa dilakukan melalui rapat-rapat, apabila ada permasalahan dengan UKS di sekolah kemudian di bahas dan ditindaklanjuti sesuai dengan permasalahan yang ada, agar UKS tetap berjalan sesuai dengan rencana, dapat berhasil guna dan berdaya guna. Dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan dilakukan pada setiap tahap agar supaya mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan

            Sebagaimana visi yang telah dicanangkan “Terwujudnya warga madrasah penyelamat lingkungan hidup, modern, religius, sehat, ramah anak, dan siaga bencana”, MIN Jejeran ibarat jamu merupakan rajikan yang sangat komplit yang akan mengantarkan peserta didik tidak hanya cerdas, berakhlaqul karimah, namun juga berwawasan lingkungan, sehat paripurna, modern, serta religius. Disamping prestasi yang telah diraih sebagai sekolah sehat dan sekolah adiwiyata tingkat Nasional, MIN Jejeran merupakan madrasah yang ramah anak, tersedianya perpustakaan yang nyaman, luas, santai, terang, bebas, tetapi tertib dan sopan. Mitigasi bencana alam, anak dikenalkan peta daerah rawan bencana alam. Adanya ruang kreasi siswa untuk berekspresi.

            Abdul Haris mengatakan, “MIN Jejeran juga sebagai sekolah modern, adanya TV Pendidikan MINejer, mendidik siswa cerdas, mempunyai kepercayaan diri, dan berani berhadapan dengan banyak orang sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan kelak. Bahkan di sebuah event reporter cilik TV MINejer pernah mewawancarai orang nomor 1 di negeri ini bapak SBY”, akunya bangga.

            Tidak berlebihan namun pasti, Abdul Haris mempunyai kiat-kiat untuk mewujudkan obsesinya;pertama 5 tahun kedepan semua siswa hafal juz ‘amma, doa sehari-hari, bacaan sholat, pancasila dan UUD 1945. Kedua, ramah lingkungan, cinta sesama, siaga bencana, tanggap IT. Ketiga, pembiasaan datang langsung mengaji, tidak menginjak rumput kecuali kondisi tertentu, tidak membawa mainan di sekolah karena datang ke sekolah untuk belajar dan berprestasi, serta meninggalkan ruang kelas kembali bersih, Keempat,tamat kelas 6, nilai sepuluh semua. Kelima, dapatmenorehkan segudang prestasi. Semoga harapan menjadi kenyataan, Amin. (JOJO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wa Salam Alaikum

Yang Kuasa Memberkati.