Selasa, 13 Desember 2011

Turun Hajj, kerinduan spiritual

Salah satu pelajaran yang di dapat di tanah Haram adalah: bahwa di Tanah Suci ada aneka ragam model orang melakukan sholat, dan tidak seorangpun yang komentar menyalahkan. ada yang begini ada yang begitu semuanya jalan bersama, itulah kebersamaan dalam perbedaan. Semua itu dibawa pulang ke Tanah air dan dipraktekkan untuk menjaga keMabrurAn Hajj seseorang.

Kalau ada Hajj atau Hajjah yang masih mempersoalkan tetek-bengek semacam itu pastinya berhajinya dipertanyakan. sepulang dari Hajj justru akan membawa kedamain dan ketenangan untuk diri dan lingkungannya.

Adakah orang yang kapok berhaji?
sejauh ini, selama ini, belum terdengar orang yang kapok berhaji justru semuanya ingin kembali ke Tanah Suci untuk memenuhi panggilan-Mu Yaa Allah. Labbaika Allahumma Labbaik.....
kenapa, ? Ada kerinduan, ada kenikmatan yang tidak bisa deiukur dengan  Dolar ataupun Rupiah yang ia keluarkan. Imbalan dari Allah jauh lebih besar. Rizki Allah akan semakin banyak yang dicurahkan karena kesungguhan, kerelaan hamba menyerakhan diri dan berseru hanya kepadaMu, Belum lagi hitungan lipat ganda yang dijanjikan Allah dengan berbuat kebaikan di Tanah suci, Do'a-do'a yang makbul di tempat-tempat Multazam, di Hijir Ismail, di Roudloh, dan lain-lain. sungguh tak sebanding dengan pengorbanan hamba yang tidak seberapa ini.

Untuk menjaga kemambruran Hajj seseorang sepanjang masa, tidak perlu berulang-ulang berhaji lagi, tetapi kedewasaan sosial sungguh dibutuhkan betapa di sekitar kita masih banyak yang membutuhkan uluran tangan kita, siswa-siwa di madrasah masih membutuhkan pertolongan, madrasah masih perlu kelengkapan sarana prasarana. Janda-janda, anak yatim, dan si Miskin. Kepada siapa harus mengadu kalau bukan kepada Bapak/Ibu Hajj Hajjah?

Mari hari ini kita berkarya untuk diri dan sosial, investasi masa depan Akherat yang abadi. Kepedulian dan kepekaan sosial itulah salah satu tanda kemabruran hajj/hajjah seseorang. bukan berapa kali ia berhaji. berarti juga memperpendek antrean panjang daftar tunggu yang mencapai 10 tahun. belum lagi su'udhon / prasangka yang muncul dari individu-individu dengan adanya dana yang tertahan sekian tahun tersebut. Lantas mempertanyakan kebijakkan pembuat kebijaksanaan. akhirnya persoalan semakin menumpuk dan kompleks yang mengganggu kinerja individu.

Hajj, kerinduan spiritual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wa Salam Alaikum

Yang Kuasa Memberkati.